Novel dan cerpen termasuk bentuk karya fiksi setara dengan bola dan bak air termasuk bentuk bangun tiga dimensi.

• Kerajaan dan presidensial bentuk pemerintahan (presidensial termasuk sistem pemerintahan, bukan bentuk pemerintahan)
• Rupiah dan Ringgit termasuk bentuk mata uang (jenis mata uang, kalau bentuk lebih ke kertas dan logam)
• Kelinci dan sapi termasuk bentuk hewan herbivora. (seharusnya jenis/kategori/kelompok)
• Kopi dan teh termasuk bentuk minuman berwarna (bentuk kurang tepat, lebih ke jenis)

Konsep bela negara erat kaitannya dengan pengabdian sesuai profesi. 

Opsi “Melaksanakan tugas sesuai profesinya dengan penuh integritas dan bertanggung jawab” adalah ciri profesionalisme dan mencerminkan pengabdian kepada negara. Sikap ini merupakan bentuk upaya bela negara yang secara otomatis menempatkan kepentingan negara di atas kepentingan pribadi atau golongan. Oleh karena itu, opsi ini merupakan jawaban yang paling tepat.

Opsi Menjaga kerahasiaan informasi negara dengan memperhatikan urgensi keterbukaan informasi publik merupakan bagian dari tanggung jawab bela negara terutama dalam konteks keamanan nasional. Namun opsi ini tidak mencakup aspek pengabdian secara menyeluruh.

Opsi Mengutamakan loyalitas kepada pimpinan lembaga dengan mempertimbangkan kepentingan rakyat adalah nilai penting bagi profesionalisme lulusan sekolah kedinasan. Namun, loyalitas tidak selalu sejalan dengan kepentingan bela negara jika bertentangan dengan kepentingan bangsa secara menyeluruh. Fokus pada pimpinan dapat mengaburkan prioritas terhadap negara.

Opsi Menghindari keterlibatan dalam isu politik nasional untuk menjaga netralitas sebagai lulusan sekolah kedinasan merupakan prinsip penting bagi pegawai negeri. Namun, opsi ini lebih menyoroti aspek administratif dan etika profesi, bukan substansi bela negara yang bersifat luas dan mendalam.

Opsi Mendahulukan kepentingan negara diatas kepentingan pribadi secara esensinya sangat baik, namun opsi ini lebih mengarah kepada prinsip umum dalam bela negara dan kurang spesifik menggambarkan peran profesionalisme lulusan sekolah kedinasan dalam melaksanakan tugasnya. Bela negara secara nyata lebih tercermin melalui pelaksanaan tugas profesi dengan penuh tanggung jawab.

Sumber: https://peraturan.go.id/files/UUD1945.

• Menanyakan pendapat anggota lainnya dahulu kemudian menjadi mediator untuk mencapai kata sepakat karena perlu didengar dahulu duduk perkara yang terjadi baru kemudian dimediasi pihak terlibat, karena mendengar adalah awal dari diskusi yang baik. (Poin 5)
• Mengajak berdiskusi dengan kedua unit untuk mencapai pemecahan yang terbaik, menciptakan lingkungan yang memungkinkan mereka untuk mengekspresikan pandangan mereka dan mencari solusi bersama. Ini dapat membantu menciptakan pemahaman dan mengurangi ketegangan. (Poin 4)
• Menjaga pertemuan agar tidak bersifat pribadi dan menggunakan peraturan jika itu diperlukan, menjaga pertemuan agar tidak bersifat pribadi, Anda dapat memastikan bahwa semua pihak merasa dihormati dan prosesnya tetap profesional. (Poin 3)
• Langsung menggunakan kewenangan saya sebagai ketua dan menjelaskan pendapat saya kepada kedua unit yang bermasalah tersebut, anda dapat menjelaskan pendapat Anda secara langsung kepada kedua unit yang bermasalah. Namun, pendekatan ini mungkin tidak selalu efektif jika kedua unit merasa tidak didengar atau tidak dihargai. (Poin 2)
• Setuju dengan pendapat anggota yang lebih banyak suaranya dan memberikan dukungan semaksimal mungkin, tidak adil bagi anggota yang berbeda pendapat dan bisa memperburuk konflik. (Poin 1)

Opsi yang tepat adalah “Berani, karena Ki Hajar Dewantara menolak tawaran jabatan tinggi dan tetap memilih jalan perjuangan melalui pendidikan meski berisiko” karena Sikap Ki Hajar Dewantara yang berani menolak tawaran jabatan tinggi dari pemerintah kolonial menunjukkan nilai keberanian. Dia tetap teguh pada perjuangannya di bidang pendidikan meskipun menghadapi risiko intimidasi dan tekanan dari penjajah. Keberaniannya merupakan kunci dalam mempertahankan prinsip-prinsip pendidikan untuk mencerdaskan bangsa, di tengah kondisi yang sangat sulit dan penuh risiko.

Opsi Peduli, karena Ki Hajar Dewantara memprioritaskan pendidikan anak-anak bangsa meskipun dirinya dalam tekanan penjajah, ia sangat peduli terhadap pendidikan dan masa depan generasi muda Indonesia.

Opsi Tanggung jawab, karena Ki Hajar Dewantara merasa bahwa pendidikan adalah kewajiban moralnya untuk membangun generasi bangsa yang cerdas, tanggung jawabnya dalam memberikan pendidikan yang layak bagi rakyat Indonesia.

Opsi Sederhana, karena meskipun ditawarkan jabatan tinggi oleh penjajah, Ki Hajar memilih hidup dalam keterbatasan dan fokus pada pengabdian, kesederhanaan dalam menjalani hidup dan pengabdian yang tulus.

Opsi Mandiri, karena Ki Hajar Dewantara tidak bergantung pada kekuasaan penjajah dan membangun sekolah dengan kemampuan serta dukungan rakyat, kemandirian dalam menjalankan visinya untuk pendidikan.

Sumber: https://historia.id/biografi/articles/ki-hajar-dewantara-DprZp

P –> Q
~Q v R
~R

Selesaikan ~Q v R ini ekuivalen dengan Q –> R

P –> Q
Q –> R
∴ P –> R

P –> R
~R
∴ ~P (konsep tollens)

Opsi yang tepat adalah “2, 4, dan 6” karena Sila ke-2 Pancasila berkaitan dengan sikap menghormati dan memperlakukan sesama manusia dengan adil, tanpa membedakan latar belakang, serta berani membela kebenaran dan keadilan. Oleh karena itu:

Poin 2 (Membantu teman yang sedang kesulitan tanpa membedakan suku dan agama) mencerminkan penghargaan terhadap persamaan hak dan martabat manusia.

Poin 4 (Berani menyuarakan pendapat tentang kebenaran dan keadilan) mencerminkan pembelaan terhadap kebenaran dan keadilan.

Poin 6 (Menghormati dan menjalin kerja sama dengan tetangga yang berbeda agama) menunjukkan sikap tenggang rasa dan hormat terhadap sesama manusia.

Sedangkan,

Poin 1 (Menghargai pendapat orang lain saat diskusi kelompok) merupakan sila 1 Pancasila

Poin 3 (Turut serta menjaga keamanan dan ketertiban di masyarakat) merupakan pengamalan sila ke 3.

Poin 5 (Mengikuti upacara bendera sebagai wujud cinta tanah air) merupakan pengamalan sila ke 5.

Sumber: https://www.kemenkopmk.go.id/menko-pmk-toleransi-antar-umat-beragama-kunci-kemajuan-bangsa

Soal ini menanyakan tentang penggunaan huruf kapital. Untuk menjawabnya, kita perlu memahami aturan penggunaan huruf kapital dalam bahasa Indonesia. Berdasarkan EYD, huruf kapital digunakan untuk huruf pertama geografi, contohnya adalah nama gunung. Kesalahan dalam pilihan jawaban di atas terletak pada penulisan “gunung Kawi”. Seharusnya, unsur geografi yang diikuti dengan nama ditulis dengan huruf kapital pada awal kata. Penulisan yang benar adalah “Gunung Kawi”. Jadi, jawaban yang tepat adalah Banyak peziarah datang berbondong-bondong ke gunung Kawi.

• Surabaya (sudah benar) karena nama geografi maka penulisan kapital.
• lapis Surabaya (sudah benar) karena Surabaya di sini maksudnya lapis yang berasal dari Surabaya
• bika ambon (sudah benar) ambon dalam konteks ini bukan merujuk pada suatu daerah karena sebenarnya asal makanan ini dari Medan.
• jeruk bali (sudah benar) karena bali dalam konteks ini bukan merujuk pada jeruk yang dari Pulau Bali, tetapi jenis dari sebuah jeruk.

Memeriksa arsip surat masuk dan disposisi kelurahan untuk memastikan apakah berkas pengantar warga telah dikirim ke Dinas PTSP, lalu menyampaikan temuan Anda secara jujur kepada warga

Opsi ini adalah sikap pelayanan publik yang ideal karena aktif memverifikasi informasi internal, bertanggung jawab meski hanya sebagai taruna magang. Sikap ini tidak melampaui wewenang tapi tetap solutif dan responsive. Sikap ini mencerminkan nilai-nilai integritas, profesionalisme, dan keterbukaan informasi. (poin 5)

Menjelaskan kepada warga bahwa proses pengurusan PBG sepenuhnya menjadi kewenangan Dinas PTSP, dan warga bisa langsung menanyakannya ke sana

Opsi ini benar secara prosedur karena PBG bukan wewenang kelurahan malinkan milik dinas PTSP (Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu). Namun, Anda sebagai petugas pelayanan (meski magang) seharusnya tetap membantu mengecek terlebih dahulu apakah kelurahan sudah mengirim berkas tersebut. (poin 4)

Menyarankan warga untuk bersabar dan menyampaikan bahwa kelurahan hanya bertugas menerima dan mengirimkan berkas, selebihnya di luar wewenang Anda

Opsi ini secata fakta tidak salah karena memang benar kelurahan hanya menjadi penghubung administratif awal. Tapi jawaban ini menunjukkan sikap defensif, bukan solusi. Meski sopan, tetap kurang optimal dalam pelayanan publik, karena ASN ideal tidak hanya tahu batasan, tapi juga berusaha mencarikan jalan keluar sesuai perannya. (poin 3)

Menyarankan warga untuk kembali minggu depan karena kemungkinan prosesnya sedang berjalan di pihak dinas

Tindakan ini menunjukkan kurangnya rasa tanggung jawab dan kemauan untuk membantu. Memberikan saran tanpa melakukan pengecekan sama sekali adalah bentuk pelayanan yang tidak responsif. Sikap ini pasif dan tidak sesuai dengan semangat pelayanan publik yang cepat, tepat, dan transparan. (poin 2)

Menghubungi staf Dinas PTSP untuk meminta mereka segera memproses permohonan warga karena sudah menunggu terlalu lama

Sebagai taruna magang, Anda tidak memiliki kewenangan langsung untuk menindaklanjuti ke dinas lain secara formal. Sikap ini bisa dianggap melampaui batas peran, bahkan berisiko menyalahi etika biokrasi dan protocol komunikasi antar instansi. Niatnya membantu memang baik, namun caranya keliru dan tidak profesional jika tidak melalui jalur koordinasi yang sesuai. (poin 1)

Membiarkan panggilan tidak terjawab karena sedang fokus bekerja, lalu mengecek nomor tersebut setelah pekerjaan selesai

Tindakan ini menunjukkan disiplin dan manajemen waktu kerja yang baik, tidak mengabaikan potensi pentingnya panggilan, tetapi juga tidak langsung merespons hal yang tidak terverifikasi. Dengan mengecek nomor setelah pekerjaan selesai mencerminkan kesadaran akan keamanan digital dan tanggung jawab terhadap tugas utama. Sikap ini cocok konteks lingkungan formal seperti instansi pemerintah. Aspek yang dinilai adalah etika kerja, profesionalisme digital, keamanan informasi (poin 5)

Mengangkat telepon tersebut dengan sopan lalu menanyakan identitas penelepon dan tujuan panggilan

Opsi ini menunjukkan sikap yang sopan dan terbuka memang baik dalam komunikasi. Namun, mengangkat telepon dari nomor tak dikenal saat sedang mengerjakan data penting berisiko mengganggu fokus kerja dan bisa menjadi celah gangguan siber (misalnya scam atau phishing lewat suara). Sikap ini tetap etis, namun kurang tepat secara waktu dan konteks. (poin 4)

Langsung mengecek nomor tersebut menggunakan aplikasi pelacak identitas seperti Get Contact, dan jika terlihat mencurigakan, Anda blokir

Sikap ini menunjukkan kesadaran terhadap risiko keamanan digital, tetapi terlalu cepat menyimpulkan tanpa tahu konteks sebenarnya. Mengambil tindakan blokir langsung tanpa verifikasi lebih lanjut bisa menyebabkan kesalahan persepsi atau mengabaikan komunikasi penting. (poin 3)

Mengabaikan panggilan tersebut dan melanjutkan pekerjaan karena nomor tidak dikenal bisa jadi spam

Opsi ini menunjukkan adanya logika keamanan, namun tidak mencerminkan sikap proaktif dan tanggung jawab komunikasi. Dalam dunia kerja dan praktik lapangan, kemungkinan panggilan dari pihak resmi (instansi atau internal) tetap ada meskipun nomornya tidak dikenal. Mengabaikan tanpa tindak lanjut mengecek justru bisa merugikan. (poin 2)

Tetap mengangkat telepon tersebut dan tetap diam sampai sipenelpon berbicara

Sikap ini merupakan sikap yang tidak professional, tidak sopan dan tidak efisien. Mengangkat telepon lalu diam dapat menimbulkan kesan tidak hormat dan membingungkan pihak lain. Dalam konteks kedinasan, sikap ini tidak sesuai dengan etika komunikasi formal, bahkan berpotensi mengarah pada pelanggaran etika. (poin 1)

Dini selesai setelah Apri, berarti Apri lebih dulu.
Apri –> Dini

Apri lebih lambat dibanding Sari.
Sari –> Apri –> Dini

Sari selesai kemudian adalah Rini. Berarti Sari lebih dulu dari Rini dan tidak boleh ada jeda karena berturut-turut.
(Sari –> Rini) –> Apri –> Dini

Yuni selesai paling cepat.
Yuni –> Sari –> Rini –> Apri –> Dini

Nelayan dan guru masuk kategori profesi setara dengan tomat : timun masuk kategori buah.

Opsi Menyeimbangkan keterbukaan terhadap budaya asing dengan tetap melestarikan budaya nasional adalah yang paling tepat karena mengajarkan generasi muda untuk bersikap terbuka terhadap modernisasi dan budaya asing, tanpa mengorbankan identitas budaya nasional. Sikap ini selaras dengan nasionalisme kebudayaan yang menekankan pentingnya menjaga akar budaya lokal sambil tetap beradaptasi dengan perkembangan global.

Opsi Menggabungkan elemen budaya tradisional dengan gaya hidup modern secara kreatif memang positif dan kreatif, namun terlalu sempit karena hanya fokus pada penggabungan budaya dalam ekspresi atau gaya hidup.

Opsi Mengutamakan tren internasional untuk memperluas wawasan dan pengalaman berfokus pada tren global dapat memperluas wawasan, tetapi jika mengutamakan tren asing tanpa keseimbangan, maka risiko melupakan budaya sendiri menjadi besar.

Opsi Memprioritaskan budaya lokal dengan menolak seluruh bentuk pengaruh asing terlalu ekstrem, tidak sesuai dengan realitas zaman. Meski cinta budaya lokal penting, menolak seluruh pengaruh asing tidak realistis di era globalisasi.

Opsi Berfokus pada pengembangan pribadi sambil tetap mempelajari budaya Indonesia ini terlalu individual dan pasif, tidak mencerminkan peran aktif dalam menjaga dan melestarikan budaya nasional di tengah arus global.

URUTAN OPERASI BILANGAN
1) Kerjakan yang didalam kurung
2) Pangkat atau akar
3) Perkalian (x) atau pembagian (:)
*jika setara, maka kerjakan dari kiri ke kanan
4) Penjumlahan (+) atau pengurangan (-)
*jika setara, maka kerjakan dari kiri ke kanan

• Menghormati dan menjalankan budaya setempat sepanjang tidak bertentangan dengan kepercayaannya karena kita harus tetap menjunjung tinggi nilai-nilai agama yang menjadi kepercayaan kita dan sebaiknya tidak menjalankan budaya yang bertentangan dengan agama yang dianutnya, namun penting untuk kita tetap menghormati. (Poin 5)
• Menghormati budaya setempat sebagai bentuk toleransi antar umat beragama dan menghindari konflik yang tidak perlu. Sikap yang menghormati budaya setempat dan menciptakan toleransi antar umat beragama. Dengan menghindari konflik yang tidak perlu, Randi dapat menjaga harmoni di lingkungan kerja dan masyarakat. (Poin 4)
• Mengendalikan diri dan membatasi dari hal yang bertentangan dengan budaya dan agama. Menunjukkan sikap yang membatasi diri dari hal-hal yang bertentangan dengan budaya dan agama. Namun, pendekatan ini mungkin tidak selalu efektif dalam menciptakan pemahaman dan harmoni di lingkungan baru. (Poin 3)
• Berusaha memperjuangkan hal-hal yang tidak merugikan hak-hak Randi sebagai warga negara yang telah dijamin oleh Negara. Menunjukkan sikap yang berusaha memperjuangkan hak-hak individu tanpa merugikan hak-hak lainnya. Namun, ini mungkin tidak langsung menyelesaikan konflik budaya yang ada. (Poin 2)
• Bermusyawarah dengan warga agar tidak melaksanakan adat yang menyimpang dari norma agama. Menunjukkan sikap yang proaktif dalam mencari solusi melalui dialog dengan warga setempat. Namun, pendekatan ini mungkin tidak selalu efektif jika adat istiadat tersebut sangat dipegang teguh oleh masyarakat. (Poin 1)

Mengajak yang bersangkutan berbicara secara pribadi, menjelaskan dampak perilakunya terhadap regu, sambil tetap menghargai kemampuannya

Opsi ini menunjukkan profesionalisme tinggi karena mengedepankan komunikasi langsung dan personal tanpa mempermalukan, menunjukkan kepemimpinan yang solutif, menghargai kompetensi orang lain namun tetap menegakkan aturan dan etika regu serta cocok dengan etos kepemimpinan di lingkungan sekolah kedinasan yang menjunjung disiplin, kolegialitas dan pembinaan karakter. (poin 5)

Melibatkan seluruh anggota regu dalam simulasi evaluasi internal, lalu menyampaikan refleksi tim secara kolektif agar ia memahami pentingnya kebersamaan dan prosedur

Opsi ini mendidik lewat pendekatan tim karena tidak langsung menyalahkan individu, tapi membentuk kesadaran kolektif, membangun budaya yang sehat dan kolaboratof, tetapi kurang personal meskipun tetap etis, membina dan menunjukkan profesionalisme pimpinan dalam membangun team learning. (poin 4)

Menugaskannya sebagai penanggung jawab sementara pada satu sesi latihan, untuk menguji kepemimpinannya sekaligus memperlihatkan tantangan koordinasi dalam regu

Opsi ini memiliki niat baik karena memberikan pengalaman langsung agar dia belajar, bisa berdampak positif jika dia sadar atas kekeliruannya. Namun, berisiko jika tidak dibarengi pembimbingan atau malah akan memperkuat egonya. (poin 3)

Menyampaikan laporan lengkap kepada senior pembina, agar penanganannya dilakukan secara resmi sesuai hierarki

Opsi ini kurang tepat, meskipun menghormati hierarki sikap tersebut kurang mencerminkan inisiatif dan tanggung jawab kepemimpinan secara langsung. (poin 2)

Menyesuaikan strategi regu agar memberi ruang lebih pada taruna tersebut, dengan harapan ia merasa dihargai dan bisa lebih kooperatif

Opsi ini tidak menunjukkan profesionalisme seseorang karena mengorbankan prinsip dan prosedur hanya untuk menghindari konflik, bertentangan dengan profesionalisme yang menuntut ketegasan terhadap pelanggaran norma dan kedisiplinan. (poin 1)

• Bersinergi dengan bagian pengembangan pegawai pusat untuk menerapkan program pembekalan dan pelatihan ke seluruh pegawai tentang pekerjaan termasuk juga pembinaan terhadap masing-masing bawahan saya karena Perlu dilakukan sinergi antar semua pihak dalam penangkalan radikalisme termasuk pengembangan kompetensi pegawai dan pembinaan. (Poin 5)
• Membuat laporan ke instansi pusat tentang upaya yang harus dijalankan guna mengantisipasi merebaknya pemahaman ini di instansi anda. Langkah untuk mengantisipasi penyebaran paham radikalisme di instansi. Dengan membuat laporan, Anda dapat meminta bantuan dan arahan dari instansi pusat untuk mengambil tindakan yang tepat. (Poin 4)
• Menggerakkan beberapa bawahan kepercayaan anda untuk melaporkan rekan-rekan mereka yang disinyalir terpapar paham tersebut. Memanfaatkan bawahan kepercayaan Anda untuk membantu dalam mengidentifikasi dan melaporkan rekan-rekan yang disinyalir terpapar paham radikalisme. Ini bisa menjadi langkah efektif dalam mengambil tindakan lebih lanjut. (Poin 3)
• Memanggil dan menegur sub divisi pengembangan pegawai agar lebih cermat dalam menyusun program pembinaan mental dan kesejahteraan pegawai. Pentingnya program pembinaan mental dan kesejahteraan pegawai. Dengan menegur sub divisi pengembangan pegawai, Anda dapat memastikan bahwa program-program tersebut disusun dengan lebih cermat dan efektif. (Poin 2)
• Menginstruksikan kepada setiap bawahan untuk tidak lagi bermain media sosial agar tidak terpapar paham radikalisme yang marak beredar belakangan ini. Menunjukkan sikap yang mengendalikan perilaku bawahan Anda. Namun, pendekatan ini mungkin tidak selalu efektif dan bisa dianggap terlalu mengesampingkan hak individu. (Poin 1)